Targeting Masukin Perawan

By | 22:20 Leave a Comment
Segmen pasar yang telah dipilih merupakan fokus perusahaan dalam mempersiapkan segala strategi untuk memenangkan persaingan. Targeting tidak sebatas membidik segmen pasar yang telah kita pilih setelah aktivitas mendefinisikan pasar melalui strategi segmentasi.

Targeting lebih tepatnya ialah menentukan segmen-segmen pasar yang potensial untuk produk dan perusahaan kita. Dengan mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien dalam mensukseskan visi dan misi perusahaan.

Dalam memilih target pasar kita bebas ingin masuk ke target pasar perawan atau lebih dikenal menciptakan samudra biru kita sendiri dalam buku "Blue Ocean Strategy", atau kita juga bisa memilih pasar potensial yang tetah memiliki persaingan ketat, persaingan yang penuh pertumpahan darah (samudra merah).

Namun, dalam mengevaluasi pasar mana yang benar-benar harus dimasuki terdapat 3 kriteria yang harus dimiliki perusahaan. Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen pasar yang Anda pilih itu cukup besar dan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu pula dilihat betapa potensi pertumbuhan pasarnya. Mungkin sebuah pasar saat ini ada yang kecil dari segi ukurannya, namun ke pertumbuhannya pesat sehingga ke depannya berpotensi untuk menjadi pasar yang besar.

Kriteria kedua adalah strategi targeting ini harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih.

Kriteria ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya. Anda harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tak langsung mempengaruhi daya tarik target segment Anda.

ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam strategi targeting(Belch & Belch, 1995: 46-47), yaitu :

1. Concentration, yaitu perusahaan hanya melayani satu segmen pasar tertentu, sehingga pembuatan produk dan strategi marketing yang dirancang dikhususkan hanya untuk melayani pasar tersebut.

2. Differentiation, yaitu perusahaan melayani dua atau lebih segmen pasar dan merancang program pemasaran yang berbeda untuk setiap segmen yang berbeda pula.

3. Undifferentiation, yaitu strategi yang ditetapkan dengan tidak mengenal adanya segmentasi, sehingga perusahaan hanya membuat satu jenis produk dan rencana yang terdapat di pasar.

Targeting merupakan tujuan akhir dari sebuah proses segmentasi. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, praktek targeting yang dilakukan pada era legacy (sebelum booming internet) bersandar pada tiga kriteria yaitu ukuran dan pertumbuhan pasar, situasi persaingan, dan keunggulan daya saing.

Kalau Targeting berubah menjadi Confirmation, dan praktek targeting the segment berubah menjadi confirming the community, kriteria apa yang lantas harus dilakukan oleh pemasar? Di sini ada tiga hal yang menjadi utama: relevance, active level, dan number of community network.

Relevance maksudnya adalah kesamaan tujuan (purposes), nilai-nilai (values), dan ketertarikan (interest) atau PVI yang ada di dalam komunitas tersebut dengan karakter perusahaan.

Active Level berarti seberapa besar tingkat keaktifan komunitas tersebut. Apakah di dalam komunitas tersebut anggotanya memang aktif, atau malah isinya cuma daftar nama saja. Kalau yang terakhir ini namanya bukan komunitas, namun database.

Number of Community Network maksudnya adalah berapa banyak jaringan yang dimiliki atau yang potensial bisa terjadi antara suatu komunitas dengan komunitas lainnya. Jadi bukan sekadar berapa banyak jumlah anggota komunitas tersebut.

Di lihat dari sana, relevansi apakah PVI suatu komunitas dengan karakter si perusahaan menjadi yang terpenting. Bukan berarti active level dan community network tidak penting. Keduanya tetap penting, hanya saja tidak dapat porsi bobot seberat relevansi PVI. Bisa saja sebuah komunitas jumlah anggotanya banyak, pertumbuhan jumlah anggotanya juga terus meningkat. Namun, jika ternyata komunitas tersebut tidak punya relevansi yang sama dengan kita alias tidak punya interest dan values yang sama, maka buat apa kita bergabung dengan komunitas tersebut. Kita juga akan sulit diterima anggota komunitas lainnya karena memang tidak ada kesamaan.

Ketiga kriteria tersebut pada dasarnya adalah langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengeksplor komunitas yang telah berdiri. Jika tidak ditemukan komunitas yang relevan seperti ini, pada akhirnya perusahaan selalu dapat membentuk komunitasnya sendiri. Tentunya komunitas yang sifatnya ”by-design” seperti ini dari sejak awal dapat diarahkan untuk menjadi komunitas yang dapat merefleksikan karakter merek perusahaan, yang mana beranggotakan orang-orang yang memiliki PVI yang sama pula sejalan dengan PVI dan karakter perusahaan.

Dalam era apapun usahakan untuk memasuki pasar perawan atau membuat pasar perawan sendiri, sehingga perusahaan dapat meninggalkan jauh persoalan persaingan, dan membuat suatu daerah/pasar tersendiri dimana disana persaingan sudah tidak relevan lagi.

Note's :
Dalam era new wave Marketing (Era Horizontal Customer) atau era internet. Strategi segmentasi dapat dikombinasi menjadi Comunitisasi pelanggan. Untuk strategi targeting di kombinasi menjadi confirmasi orang-orang yang ingin masuk ke dalam komunitas, dengan memperhatikan PVI kesamaan tujuan (purposes), nilai-nilai (values), dan ketertarikan (interest)

Newer Post Older Post Home

0 comments: