Bangunan Komunitas #39

By | 10:51 Leave a Comment
cqrit.net
Dalam tulisan ke #39 Hermawan Kartajaya kembali mengulas pendapat dari Susan Fronier dan Lara Lee yang dituangkan dalam Harvard Business Reivew. Bangunan komunitas yang mereka terbitkan tersebut antara lain: POOLS COMMUNITY, WEBS COMMUNITY, dan HUBS COMMUNITY.

Dalam tulsan Hermawan beliau memberi judul 3 macam komunitas, namun saya menganggap hal yang dibahas oleh kedua pakar harvard tersebut merupakan bangunan bagi sebuah komunitas yang ingin langgeng. Pembahasan Hermawan untuk ketiga elemen tersebut, adalah sebagai berikut:


Pertama, POOLS COMMUNITY. Di sini, orang orang mempunyai strong associations dengan aktivitas, tujuan maupun nilai-nilai bersama. Komunitas Apple, misalnya, punya aktivitas, tujuan, dan nilai-nilai yang common. Mereka suka mengembangkan kreativitasnya dengan tujuan untuk menciptakan desain sendiri dengan nilai-nilai seni.

Karena itu, walaupun sebelum melahirkan iPhone, iPad, iTunes, dan iCloud sekalipun, Komunitas Apple sudah sangat fanatik. Alasannya, mereka seolah-olah menemukan tools untuk melakukan hal itu. Brand Apple jadi cool karena para DJ selalu memamerkan ikon nya di klub-klub seluruh dunia.

DJ itu seolah jadi dirinya sendiri ketika dia me-remix lagu-lagu yang ada menjadi gayanya sendiri. Tapi begitu, para DJ itu ter-connect satu sama lain lewat internet dan ceritanya jadi lain lagi. Tools generasi berikutnya jadi lebih massal.  Mereka bisa saling narsis, saling share, dan berkolaborasi meningkatkan kreativitas bersama.

Sebab itu, komunitas itu meningkat menjadi WEBS COMMUNITY.  Community Affiliation berubah dari shared activitiy, goal or values menjadi personal relationships. Mendadak saja di komunitas WEB ini, ada DJ yang nobody bisa ikut berperan dengan DJ somebody asal komunitasnya tidak ditutup. Dengan saling berinteraksi secara intensif tanpa batas geografi, demografi, dan psikografi itu,  perilaku manusia itu akan menjadi lebih maksimal. Itulah yang namanya crowd-sourcing. Artinya, crowd itu pun bisa jadi source.

Itulah yang sekarang sering disebut sebagai wiki-creativity, karena terinspirasi oleh Wikipedia yang sukses mengalahan ensiklopedia konvensional. Yang memanfaatkan Apple sekarang bukan hanya artis kelas serius, seperti DJ, fashion designer, interior decorator, atau yang lain. Tapi, orang-orang biasa bisa jadi seniman. Karena itu, Apple dengan iPhone, iPad, iTunes, dan iCloudnya tambah meluas.

Orang-orang biasa mulai bisa menikmati cool brand itu. Dan, Steve Jobs seolah jadi figur karismatik bagi semua orang. Setiap produk baru selalu ditunggu dari Steve.

Karena itu, lantas terciptalah HUBS COMMUNITY. Di komunitas tipe ketiga ini, memang ada figur karismatik yang jadi sentra. Dan, memang Steve ini orang gila kerja yang terus menerus menciptakan tools baru supaya komunitas Apple itu jadi tambah solid.

Nah, setelah dia tidak ada seperti sekarang, POOLS dan HUBSnya Apple sudah keburu kuat. Jadi, walaupun sementara, tidak ada figur karismatik, komunitas Apple belum goyah. Persaingan Apple dan Samsung sekarang ini merupakan ujian bagi komunitas Apple tanpa Steve.

Nah, Coba anda bandingkan dengan Usaha Manajemen Qolbu Abdullah Gymnastiar (A'A gym), adakah kesamaan?
Newer Post Older Post Home

0 comments: