Belajar Trust Dari Film Dawn of the Planet of the Apes

By | 15:01 1 comment
Menjelang subuh gini malah baru selesai nonton film. Padahal pas kemarin sore sebelum tidur, mau niat bangun malem buat ngerjain kerjaan bikin konsep dari kerjaan utama dan kerjaan sampingan. Tapi panasnya kamar malah bikin ide gak ngalir-ngalir, yang ada malah nonton film sampe pagi. Dah gitu, bukannya lanjut kerjaan malah sempet-sempetnya lagi luangin waktu share film yang barusan ditonton di blog ini. STOP!!!, curhat mulu, kapan ceritanya?.

Bagi yang sudah pernah nonton "Rise of the Planet of the Apes" Pasti sudah tahu jika film ini merupakan sekuel alias kelanjutannya. Saya sendiri tersadar pas ketika lihat muka sikera pemimpin (caesar) dan diyakinkan lagi dengan muka kera lainnya (koba) yang masih sama jeleknya seperti di film yang lama.

Diceritakan pada awalnya setelah kejadian dari 10 tahun yang lalu, kondisinya di dunia tercemar virus flu simian, pada awal cerita diterangkan kalau sudah lebih dari 90% manusia telah terinfeksi, selebihnya narator dalam film mengatakan kalau ia kurang paham 10%-nya itu masih hidup apa udah pada tewas, atau malah bermutasi.

Masuk Adegan awal, digambarkan sekelompok kera hidup dengan damai berkoloni di hutan. Yang sedikit membuat bingung para penonton baru ialah, kera ini bisa sedikit berbicara bahasa manusia, walau jika dengan kera yang lainnya mereka berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. Yang unik di kampung kera tersebut, pas dibelakang maurice, kera coklat yang punya pipi kaya piring, ada tulisan "Ape not kill ape" Yang ternyata rulisan tersebut bermakna sangat besar dalam film ini.
Setelah sekilas menggambarkan kehidupan kelompok kera, Caesar sang pemimpin sedikit curhat kepada maurice, jika ia masih menanyakan dan penasaran apakah masih ada manusia yang hidup di luar sana, yang kemudian dijawab oleh maurice "sudah dua musim dingin terakhir tak terlihat tanda-tanda adanya manusia" Sambil digambarkan kota sepi pada film yang letak kota tersebut memang berdekatan dengan hutan tempat para kera tersebut tinggal.

Sampai suatu hari, ketika dua anak Caesar pergi berburu ikan dan sepulangnya kembali mereka berpapasan dengan manusia, dan manusia tersebut karena ketakutan melepaskan tembakan yang mengenai rocket yang merupakan salah satu anak Caesar. Mendengat letupan senapan, seluruh kera yang berada di koloni langsung mencari sumber suara, termasuk sang pemimpin Caesarpun turut datang ke Tempat Kejadian Perkara. 

Melihat anaknya tertembak dan melihat penampakan manusia yang ada di depannya, Caesar menjadi galau haru biru. Ia menyadari bahwa manusia tak sengaja menembak anaknya karena kepanikan. Oleh karena itu Ia hanya berteriak "Go" alias ge' minggat ngono, kepada gerombolan manusia tersebut.

Namun Koba, kera yang pernah di kurung dalam lab percobaan manusia, memiliki dendam yang amat besar terhadap manusia dan mulai menghasut Caesar untuk mencari tahu dan membalas dendam kepada manusia tersebut. Namun Caesar hanya meminta beberapa anak buahnya untuk mengikuti manusia tersebut kemana Ia pergi.

Ternyata manusia tersebut juga tinggal berkoloni di kota dekat hutan tersebut, mereka ialah orang-orang yang kebal terhadap virus flu simian. Tujuan mereka datang ke hutan tersebut, karena mereka telah kehabisan sumber daya untuk membangkitkan listrik di daerah tersebut. Sedangkan mereka mengetahui jika sebelumnya pernah ada pembangkit tenaga listrik yang beroperasi di bendungan yang berlokasi dalam hutan tempat kera bermukim.
Keesokan harinya, Caesar dan bala pasukannya yang membawa tombak menuju kota. Pada awalnya kita mungkin akan berfikir jika kelompok ini akan menyerang manusia, namun ternyata Caesar hanya berkata yang intinya rumah manusia disini dan rumah mereka di hutan, jangan saling ganggu. Caesar yang penuh bijaksana telah berfikir panjang atas apa yang telah Ia bangun selama ini dan ingin tetap mempertahankan kedamaian dan kententraman hidup.

Malcolm Salah satu rombongan yang ikut kehutan, mengetahui jika koloni kera ini memang berbeda dan berkeyakinan kalau mereka dapat diajak berkompromi. Lalu Ia meminta izin kepada pimpinan koloni manusia untuk datang ke hutan dengan tujuan berkompromi agar dapat memperbaiki pembangkit tenaga listrik yang menggunakan kekuatan dari air terjun  tersebut.

Setibanya di koloni kera, Ia diperbolehkan oleh Caesar dengan syarat seluruh senjata mereka disita. Namun, masih ada saja anggota kelompok yang menyembunyikan senjata, sehingga Caesar merasa dibohongi. Malcolm kembali merayu Caesar, untuk diperbolehkan. Dengan berat hati Caesar memperbolehkan, setelah istri Malcolm memberikan obat kepada istri Caesar yang sedang sakit. Malcolm diberikan waktu satu hari untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan bantuan para kera lainnya.

Koba yang tidak percaya dengan manusia, mencoba menyelidiki dengan datang ke kota. Ia menemunkan gudang senjata manusia yang sangat siap jika terjadi peperangan nanti. Melihat hal tersebut, alih-alih mengatakan kepada Caesar perihal tersebut, Ia hanya menghasut Caesar untuk tidak percaya manusia dan segera melakukan penyerangan.

Karena Caesar tidak mengindahkan kera yang menjadi kepercayaannya tersebut. Koba merasa marah, dan Ia berhianat kepada Caesar dengan menembak Caesar menggunakan senjata manusia, serta membuat seolah hal tersebut merupakan tindakan manusia, selain itu pengikut Koba juga membakar Kampung kera tersebut. Setelah itu koba membuat seluruh kera yakin bahwa manusia tersebut telah membunuh Caesar dan membakar kampung mereka.

Mulai dari sini, Koba bersama seluruh pasukan kera menyerang koloni manusia yang ada di kota. Malcolm dan kelompoknya yang berhasil bersembunyi di hutan, berhasil menemukan Caesar yang  jatuh saat ditembak oleh Koba. Malcolm dan kelompoknya berusaha memulihkan Caesar. Kera pintar yang sedang terluka tersebut juga mengatakan yang sebenarnya, jika yang menembaknya bukanlah manusia melainkan kera kepercayaannya sendiri.

Setelah pulih dan dibantu anaknya, Caesar berencana mengembalikan keadaan saat ini. Dimana Koba memimpin para kera untuk menguasai koloni manusia, membunuh kera yang tidak mau menuruti permintaannya, serta mengurung manusia dan kera-kera kepercayaan Caesar.

Pada kejadian di hutan sebelumnya, Caesar pernah bertengkar dengan Koba saat berdebat mengenai manusia. Perkelahian dimenangkan Caesar, namun saat mencekik leher Koba, Caesar ingat kalau kera tidak membunuh kera. Namun berbeda dengan kejadian saat Caesar ingin menghentikan Koba yang dengan penuh kepongahan memimpin pasukan di menara manusia pada saat ini.

Setelah terjadi perkelahian, dan Koba hampir terjatuh. Caesar sempat menyelamatkan dan meraih tangannya. Koba juga sempat berkata "kera tidak membunuh kera" Namun Caesar menjawabnya sambil melepaskan tangan Koba "kau bukan kera"

Caesar merasa menyesal karena lebih mempercayai Koba, karena Ia sejenis dengannya. Namun ternyata ia salah, semuanya sama saja baik manusia maupun kera. Tetap ada penghianatan dan rasa haus kekuasaan. Kepercayaan menjadi hal yang mahal di dunia manusia dan dunia hewan atau diantara keduanya, yang mana digambarkan dalam film ini Malcolm dan Caesar mengikat rasa kepercayaan mereka. Sehingga Malcolm yang merasa mendapatkan kepercayaan dari Caesar sempat menghentikan ketua koloni manusia ketika ingin menghancurkan menara gedung, yang mana pada saat itu Caesar dan pasukannya sedang ingin menghentikan kekurang ajaran Koba.
Foto: wearemoviegeeks.com
Akhir kisah ini Malcolm menyuruh Caesar pergi, karena pasukkan lainnya dari manusia yang akan hidup akan datang untuk membantu. Namun, Caesar malah menyuruh agar Malcolm yang pergi, karena Ia merasa manusia tidak akan memaafkan kelakukan kera yang dilakukan oleh orang kepercayaannya tersebut (Koba). Ia berkeyakinan kalau perang akan segera dimulai, karena manusia tidak memandang kera sebagai Caesar, Koba atau yang lainnya melainkan kera ialah kera, siapapun namanya.

Film ini sepertinya akan dilanjutkan di sekuel berikutnya. Mudah-mudahan saja disekuel selanjutnya, cerita tetap dapat mengalir nyambung, tidak sekedar dipaksakan nyambung, dan semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran kepada kawan sekalian yang belum atau akan menonton film ini.
Newer Post Older Post Home

1 comment: