Ruang R11 di Samsat Ciledug Membuat Saya Harus Bercerita Kembali

By | 08:58 Leave a Comment
Sekarang kalau ke samsat dapet no antrian
seperti name tag.
Pada tulisan sebelumnya, saya pernah menceritakan tentang aktivitas Rp. 25.000 di Samsat Ciledug, Tangerang, Banten Karena kemarin sempat memperpanjang STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) untuk tahun 2014.

Pada kesempatan kali tersebut saya dengan percaya diri melanggeng ke Samsat tanpa cek n ricek tulisan di dokumen kelengkapan. Tidak saya cek kembali karena memang dokumen saya rasakan sudah lengkap, jadi langsung cus saja ke loket pendaftaran dan pemeriksaan berkas.

Namun, pas di loket pemeriksaan ulang, sebelum ke kasir ternyata ada masalah. Katanya saya disuruh ke loket sebelas untuk cek blokir. RT/RW yang ada di KTP dengan yang ada di STNK berbeda. Wah, iya yah. Kan ada pemekaran di kecamatan wilayah saya, alamat yang tadinya RT 04 /RW 04 berubah menjadi RT 002 RW 07, ternyata hal tersebut menyebabkan kendaraan harus di cek kembali.

Langsunglah saya menuju kelantai satu dan menuju ruang sebelas, yang mana ingatan saya masih melekat kuat tahun sebelumnya, banyak orang yang berbondong-bondong menyerahkan uang Rp. 25.000 untuk kelancaran pembayaran pajaknya.

Diruangan tersebut saya masih bertemu orang yang sama dengan tahun sebelumnya. Langsung saya ceritakan permasalahannya. Setelah dia cek, dia sempet bilang "Ini masih satu kecamatan, jadi gak ada masalah juga." Tetapi dia menambahkan "Rp 10.000 aja ya, kan sudah dibantu, terserah mau ngasih atau tidak" Begitu pungkasnya.

Kata "terserah mau ngasih atau tidak" tentunya akan membuat orang sedikit bingung, ini sebenarnya bayar atau tidak, setau saya sih tidak bayar. Lagian sempet mikir juga, toh udah  banyak tag line di banner-banner yang terpampang di ruangan yang bertuliskan: KAMI MENJADI SEMPURNA TANPA SUAP DAN KORUPSI MAKA JANGAN AJARI KAMIU PUNGLI.
Kok sudah ada tulisan seperti itu masih saja yah ada oknum yang meminta kepada para pembayar pajak. Padahal kalau dipikir, saya sudah meluangkan waktu untuk membayar pajak kepada pemerintah dan mengorbankan pekerjaan yang harus ditinggalkan, malah diperdaya oleh oknum dengan alasan "membantu" Padahal kalau niat membantu negara jangan ada pungli seharusnya.

 Udah segitu dulu aja ceritanya. Dua tahun deh masih tetep ada pungli, mungkin biar saya tetap ada ide untuk ditulis kali. Saran untuk masyarakat sekalian. Mohon untuk ditunjukkan jalan yang resmi saja, tidak apa-apa sedikit lama, namun kita menjadi tahu cara mengurus surat-surat tersebut. Jangan biarkan dan biasakan praktek minta-meminta ini terus terjadi.
Semoga kita semua ikhlas atas apa yang telah kita berikan kepada mereka yang meminta-minta di kantor samsat, maupun di kantor pengurusan berkas manapun yang seharusnya tidak ada pungutan diluar biaya administrasi yang berlaku. Aamiin
Newer Post Older Post Home

0 comments: