Cara Membangun Komunitas Yang Sukses Dengan 18 Peran #40 & #41

By | 11:04 1 comment

Bagi anda yang ingin membangun dan mengembangkan komunitas, 18 peran ini dapat menjadi masukkan agar komunitas anda dapat langgeng dan berjalan sesuai dengan apa yang anda harapkan. Delapanbelas peran ini merupakan terbitan dari Susan Fouenier dan Lara Lee di Harvard Business Review.

Pertama, siapa mau jadi Mentor? Kan, selalu ada orang yang memang bisa atau merasa bisa mengajarkan sesuatu pada orang lain. Inilah pemuasan aktualisasi diri seseorang. Di Komunitas Trip Advisor, banyak orang yang malah membuat “10 tempat paling menarik di Bali,” misalnya. Belum tentu benar, sih.  Tapi, paling tidak menurut dia dan berdasarkan pengalaman dia. Itulah top ten Bali!

Kedua, Learner. Kebalikan dari mentor, jangan dipaksa juga semua orang ikut menggurui. Tapi, berilah kesempatan menjadi pembelajar juga. Saya jadi anggota Komunitas Trip Advisor. Tapi, saya hanya pernah beropini tentang W Koh Samui dan Niksoma Bali.

Selain itu, saya hanya jadi pembelajar. Setiap kali mau ke suatu tempat, saya memang tidak hanya mau membaca web resmi yang pasti bagus-bagus isinya. Tapi, lebih penting lagi, review dari  orang terhadap suatu tempat, hotel, maupun resor tertentu. Dengan demikian, saya sudah knowledgable sebelum menjatuhkan pilihan.

Ketiga, jadi Back-up. Menjadi seorang safety net untuk orang lain dengan cara mencoba suatu produk baru. Memang, ada orang yang yang selalu mencoba tempat wisata baru yang jarang dikunjungi orang. Mahal dan sulit tidak  jadi soal karena dia memang seorang adventurer. Dia akan bangga menjadi semacam pahlawan dengan memberikan tips dan peringatan pada orang lain. Wartawan bahkan banyak yang sengaja diminta mencoba gadget tertentu supaya bisa memberikan komentar awal.

Keempat, Partner atau Mitra. Tugasnya antara lain melakukan encourage, share,  dan motivate. Nah, kalau ini jelas diminta jadi endorser sebuah Brand untuk menetralisasi komentar negatif yang tidak bisa dihindari. Di dunia maya yang tidak terkontrol ini, sebuah Brand harus mengangkat beberapa orang kredibel untuk jadi mitra yang siap pasang badan.

Kelima, Story teller. Sebuah karakter memang baru bisa ketahuan dalam sebuah cerita. Bukan lewat promosi. Karakter itu sesuatu yang konsisten dalam jangka panjang Karena itu, Brand membutuhkan beberapa anggota komunitas yang senang sebagai pencerita.  Memang, tidak semua orang bisa jadi pencerita. Tapi,  berilah kesempatan pada mereka yang bisa.

Keenam, Historian.  Tugasnya adalah melestarikan kesan-kesan yang terjadi dalam suatu komunitas. Orang-orang seperti ini rajin melakukan filing dan lantas mengkodifikasikan kembali ritual-ritual yang sudah terjadi.

Ketujuh, menjadi Pahlawan atau Hero sesungguhnya. Siapa yang mau jadi role model bagi komunitasnya? Dia memang harus benar-benar hard core. Supaya bisa menjadi contoh panutan untuk anggota lainnya.

Kedelapan, adalah Celebrity. Ya, Anda bisa mengambil selebriti yang sudah jadi, tapi dengan risiko. Orang merasa itu sekadar bayaran atau profesional. Yang paling bagus kalau komunitas itu menselebritikan seseorang. Para pelatih sepakbola seperti Mourinho selalu jadi selebriti bagi komunitas klubnya,walaupun katanya, dia sendiri tidak terlalu pintar main sepakbola.  Tapi, Ronaldo dan Messi adalah the real celebrity bagi komunitas masing-masing.

Kesembilan, decision maker atau pengambil keputusan. Inilah orang yang menentukan satu dari berbagai pilihan dalam struktur dan fungsi dalam suatu Komunitas. Komunitas Slank yang namanya Slankers juga punya yang seperti itu.


Kesepuluh, sebagai Provider. Inilah seorang service-provider yang selalu siap mau jadi tuan rumah dan bahkan take care anggota lain.

Ada banyak komunitas sekarang yang merupakan forum tanya jawab di antara anggotanya. Dengan demikian, Brand tidak perlu menjawab sendiri persoalan yang ada di anggota. Mereka akan saling mendukung dengan sendirinya. Cost jadi turun dan bahkan lebih real time.Tinggal sekarang bagaimana Brand tersebut mendorong hal itu terjadi.

Kesebelas, Greeter yang selalu mau meyambut dengan hangat para anggota baru. Dia juga yang memperkenalkan ritual, kepribadian, maupun nilai-nilai komunitas yang bersangkutan.

Keduabelas, Guide yang membimbing anggota baru mengikuti budaya komunitas. Dia mau jadi personal coach supaya para anggota baru jadi betah.

Ketigabelas, Catalyst yang memperkenalkan anggota baru pada anggota lama. Para incumbent seringkali merasa bahwa dia lebih punya ownership terhadap suatu komunitas. Agar anggota baru merasa nyaman, dia akan diperkenalkan pada orang-orang tersebut.

Keempatbelas, Performer. Inilah orang yang suka berada di spotlight. Orang yang suka menjadi focus of attention. Belum tentu dia the real champion, tapi dia memang suka narsis. Ini juga merupakan daya tarik pada sesorang yang tidak punya kesempatan narsis di tempat lain. Orang yang suka nyanyi, misalnya, hanya berani tampil di komunitasnya. Tapi, belum tentu di depan umum. Karena di komunitasnya, dia merasa aman. Tidak ada yang menertawakannya atau kalau ada yang memberikan kritik. Biasanya, pasti komentar positif.

Kelimabelas, Supporter. Orang orang ini lebih banyak pasif, tapi tetap diperlukan oleh para performer. Sebab orang tidak akan perform kalau tidak ada yang jadi audiens, kan? Anda lebih semangat menyanyi di karaoke ketika didengarkan dan dipuji oleh teman-teman, kan? Daripada mennyanyi sendirian di sebuah hall megah sekalipun, tapi kosong.

Keenambelas, Ambassador yang akan mempromosikan komunitas ke luar. Dia adalah salesperson yang selalu memperkenalkan komunitas ke orang lain yang belum jadi anggotanya.

Ketujuhbelas, Accountant yang terus menghitung tingkat partisipasi anggota. Di komunitas online,  tingkat aktivitas anggota masing-masing dengan mudah dihitung dan diinformasikan supaya terjadi kompetisi. Dan, dengan dibandingkan dengan anggota lain, seseorang akan lebih aktif lagi.

Kedelapanbelas, Talent Scout yang tugasnya merekrut anggota baru. Wah, ini penting, supaya yang masuk komunitas lebih banyak. Tapi, yang masuk harus benar orangnya. Yang kira-kira bakal bisa tahan lama dan aktif di komunitas. Sehingga ikut membangun komunitas yang makin kuat.

Newer Post Older Post Home

1 comment: