Politik Marketing : Pendekatan Marketing dan Pendekatan Selling

By | 07:26 Leave a Comment
Siapa yang setuja, kalau masyarakat memang sudah muak, jengah, jenuh, bete, males lagi untuk mendengarkan janji-janji dari para politikus yang sedang berkampanye untuk memperoleh posisi tertentu dalam sebuah pemilihan, baik itu kepala daerah maupun kepala negara.

Masyarakat Indonesia pada umumnya telah mendapatkan pendidikan politik yang cukup bagus dari kebebasan media dalam memberikan informasi dan edukasi politik. Rata-rata masyarakat Indonesia memiliki televisi di rumah, tayangan berita politik yang tadinya kurang diminati, kini sudah mulai memiliki rating tinggi, ini menjadi sebuah bukti sebagian masyarakat Indonesia peduli terhadap perkembangan politik di negrinya sendiri.

Masyarakat Indonesia menantikan sebuah perubahan yang berarti dalam segala bidang. Namun pada kenyatannya, sering kita lihat dagelan "siapa melayani siapa" Dalam dagelan perpolitikan di negri ini. Abdi rakyat belum memiliki rasa penuh ingin melayani rakyat dengan segala upayanya. Yang ada malah uang rakyat saja yang dilayani, baik itu dari para pemimpin dan kroco-kroconya yang mengintilinya.

Kembali ketopik yah!, dalam kampanye poliklitik biasanya partai maupun agensi dari calon pemimpin hanya menawarkan sebuah janji-janji dan mengklaim apa yang telah partainya lakukan dan kemudian mengiklankan hasil kerjanya tersebut secara berlebihan. Malah banyak juga yang lebih parah, bukan kerjaan partai dan tim-nya terkadang di klaim juga.

Ini sama dengan pendekatan Selling semata, sama seperti seorang sales atau member multi-level-marketing (MLM) yang sedang menawarkan produk dengan janji-janji bahkan dengan bukti yang terkadang dibuat lebay agar calon pelanggan tertarik, namun kurang memperhatikan bagaimana agar usaha mereka ini tetap sustainable untuk kedepannya.

Sebagaimana para marketer ketahui, pendekatan marketing lebih lunak ketimbang pendekatan selling karena pendekatan marketing kalau kita melihat alur product life-cycle, selalu di mulai dengan proses pengenalan terlebih dahulu.

(Maulana, Amalia : 52) Dengan informasi yang komprehensif dan insighfull tentang kebutuhan dan aspirasi dari pengguna produk dan calon pengguna produk, maka tawaran kepada prospek menjadi sangat mungkin untuk disambut baik.

Dimana pendekatan dari pengurus partai kepada anggota dan calon anggota atau calon pendukungnya masih sebatas pendekatan selling. Hasilnya tidak akan maksimal. Perlu dana besar, kerja keras yang luar biasa untuk meyakinkan pihak lain.

Lain halnya dengan pendekatan marketing dalam pemasaran partai. Jika yang dipasarkan adalah ide, program kerja, atau personal branding seorang icon dari partai, tentu partai perlu tahu terlebih dahulu seperti apa cara berfikir, perspektif, kebutuhan, yang mendasar dari target audience yang ditujunya.
Newer Post Older Post Home

0 comments: