Tiga Perubahan Global Yang Paradoks #28

By | 07:50 Leave a Comment
forumdas.net

Tulisan Hermawan Kartajaya yang ke-28 Menggambarkan Budaya Dan perilaku masyarakat Global yang akan berubah total, darit ulisannya yang disini saya bagikan ulang ke dalam blog saya, yang intinya adalah perubahan global atau globalshift yang dimaksud adalah:

GlobalShift pertama adalah dari Exclusive jadi Inclusive! Semua orang melihat peluang untuk keluar dari Silonya. Teknologi sendiri juga sebagai penyebab utama dari semua GlobalShift sejak dulu, sudah keluar dari silonya juga. Selain itu, kemajuan, inovasi, serta konvergensi dalam bidang sains dan teknologi semakin mengaburkan tembok antar-industri dan membentuk suatu industri-industri yang inklusif pula.

Teknologi informasi memang telah meredefinisi cara seseorang berinteraksi dengan orang-orang lain di sekelilingnya. Teknologi semacam ini menjadikan kita bisa membangun hubungan tanpa dibatasi oleh sekat-sekat geografis. Call center di India, misalnya, jadi contoh yang menarik terkait hal ini. Kasus di atas tidak hanya membahas tentang kemudahan komunikasi antar umat manusia di dua belahan bumi yang berbeda. Hal ini juga menunjukkan bagaimana teknologi bisa mempercepat proses saling memahami perbedaan antar bangsa.

Kemudahan untuk saling memahami perbedaan mendukung proses integrasi sosial. Apalagi dengan adanya teknologi internet dan media sosial yang memungkinkan interaksi lintas negara terjadi pada level yang lebih personal. Dengan teknologi ini, perbedaan-perbedaan sosial seperti ras dan status ekonomi tidak terlalu relevan lagi. Interaksi sosial berlangsung secara horisontal menembus sekat-sekat sosial.

Customer pun di Era Internet ini berinteraksi dengan Customer lain tanpa membedakan bangsa, etnik, agama, warna kulit, keyakinan maupun tingkatan. Mereka berbaur secara on-line dengan demikian juga akan mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan perilaku off-line mereka. Karena itu pula, Marketer pun harus bisa jadi seperti Customer. Harus bisa jadi makin Inklusif. Semakin Anda mencoba jadi eksklusif semakin Anda gagal.

Tapi sebaliknya, semakin Anda jadi Inklusif,  Anda akan jadi semakin ‘eksklusif’. Orang Superkaya seperti Bill Gates pun mencari-cari cara untuk berbaur dengan orang supermiskin di Afrika. Dengan melakukan begitu, dia sendiri merasakan jadi manusia biasa dan malah dieksklusifkan oleh banyak orang. Karena dianggap masuk sekelompok sedikit orang-orang superkaya yang mau melakukan hal2-hal seperti itu. Inilah Era Paradoks!

GlobalShift kedua adalah dari Vertikal ke Horisontal. Pemerintahan boleh saja berbeda sistem Politik—mulai  dari Monarki Absolut, Monarki Konstitusional, Kabinet Presidential,Kabinet Parlementer, Demokrasi satu Partai maupun Multipartai. Tapi yang penting, legal termasuk law-enforcementnya harus menuju ke kepentingan semua rakyat.

Kalau aturan dibuat untuk memihak sebagian kecil atau sekelompok orang,  pasti akan terjadi  chaos seperti yang terlihat di Arab Spring. Teknologi Twitter, Facebook,  dan YouTube ternyata bisa memberi kesempatan pada para nobody untuk menumbangkan somebody yang berkuasa.

Ekonomi pun begitu. Mau pakai sistem perekonomian apa pun, tapi harus ada horisontalisasi pada perusahaan-perusahaan yang merupakan the real player.

Suatu pemihakan terhadap apakah BUMN, konglomerat,  atau bahkan pada koperasi sekalipun apalagi kroni akan menimbulkan efisiensi di ekonomi. Distorsi yang terjadi karena imbalance tersebut pasti tidak akan menimbulkan Sustainable Growth.

Karena itu pula, interaksi sosial yang terjadi antar geografi, golongan dan kelas memang bisa dalam berbagai cara dan intensitas. Tapi,  hasilnya akan terlihat pada akulturisasi nya yang akan semakin terbuka, toleran, dan  bahkan saling membaur secara horisontal.

Customer denga berbagai variasinya juga semakin horisontal.  Orang kelas atas sekarang malah bayar mahal untuk menikmati kehidupan natural di vila-vila mewah yang terletak di daerah rural. Sedang orang kelas bawah di rural pun ingin menikmati produk-produk dengan gaya hidup urban.  Mereka pakai ponsel pintar walaupun mirip iPhone buatan Tiongkok. Mereka pakai Shampo orang kota dalam ukuran sachet .

Karena itulah, Marketer pun harus horisontal. Perusahaan besar jangan menganggap perusahaan kecil selalu lemah. Mereka sering lebih inovatif dan bisa menciptakan sesuatu yang baru lebih cepat karena geraknya lebih cepat. Lihat saja, bagaimana Amazon terpaksa beli Zappos karena tidak bisa jual sepatu lebih sukses.

Marketer pun tidak boleh menganggap Customer ada di bawah ketika jualan. Juga tidak perlu meletakkan Customer  di atas ketika memberi servis.  Customer sekarang kepengen dianggap sejajar dengan Marketer. Semakin Anda meng horisontalkan diri, Anda akan semakin tegak atau vertikal.
Paradoks lagi?

GlobalShift ketiga adalah dari Individual jadi Sosial. Market sekarang isinya bukan orang-orang yang individual karena mereka sudah saling berinteraksi. Karena mereka dengan mudah membentuk suatu komunitas sosial lewat on-line yang akhirnya jadi off-line juga. Cara pengambilan keputusan mereka pun jadi semakin sosial. Makin banyak orang mengambil keputusan setelah mendengarkan orang lain di komunitasnya, bukan karena iklan atau promosi.

Karena itu, Marketer pun harus semakin sosial. Bergaul dengan customer supaya makin mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh mereka. Dengan berkumpul,  Marketer akan makin mengerti alasan sesungguhnya dari suatu pengambilan keputusan. Jadi, semakin Anda jadi social person,  Anda akan jadi individual person yang makin tangguh. Lagi-lagi paradoks!
Newer Post Older Post Home

0 comments: