Credit Image: operadewa.wordpress.com |
Sejarawan JJ Rizal mengatakan "Sumpah Pemuda merupakan bentuk kepalsuan yang dibuat oleh Presiden Sukarno."
Menurut Rizal, isi teks pasca-1950 berbeda dengan aslinya. Menurut surat kabar harian Sinpo, bunyi aslinya adalah sebagai berikut:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa, bahasa Indonesia.
Dan Isi dengan nama Sumpah Pemuda yang sekarang kita kenal adalah sebagai berikut:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
"Jadi teks yang sekarang itu merupakan produk masa depan, terutama kata-kata ''satu'' yang ada di tiap poin Sumpah Pemuda itu. Ini kepalsuan sejarah," ujar Rizal yang saya kutip dari Tempo.co. Ia juga mengatakan sebenarnya naskah itu bukan sumpah, tetapi deklarasi sebuah kongres pemuda. Agar terlihat sakral, kata Rizal, Sukarno menggantinya menjadi "Sumpah Pemuda".
Anhar Gonggong Nasution menilai rekayasa Sumpah Pemuda tidak memiliki maksud negatif. Justru rekayasa terhadap Sumpah Pemudah dilakukan untuk menumbuhkan semangat pergerakan nasional dan persatuan bangsa.
Dan Keinginan pertama kali untuk memperingati Sumpah Pemuda muncul dari gagasan Ki Hajar Dewantara pada 1948. Ki Hajar kemudian menyampaikan usulan ini kepada Presiden Sukarno dan sejak itulah peringatan Hari Sumpah Pemuda dirayakan dengan lebih semarak. Sebelum tahun tersebut, pada 28 Oktober hanya peringatan pergerakan nasional.
Usaha Founding Fathers dalam melakukan aktivitas marketing dengan melakukan re-branding ikrar pemuda menjadi sumpah pemuda, dan mengedit sedikit isi sumpah pemuda, tidak lain bukan untuk memecah belah melainkan untuk mempersatukan bangsa Indonesia.
Kata-kata "Apalah arti sebuah nama," Memang kiasan semata, dan hanya untuk hal-hal yang tertentu dan idealis, karena kita harus mengakui kekuatan sebuah nama, dengan nama kita dapat mengetahui, saling mengenal, dan bersatu.
0 comments: