Strategi Samsung

By | 05:21 Leave a Comment

Sebagian besar dari kita tentu sering melihat produk-produk Samsung dari berbagai varian mulai dari perabot rumah tangga, alat komunikasi, sampai dengan produk canggih seperti laptop. Namun tahukah Anda Samsung telah menjalani perjalanan yang panjang untuk sampai ke titik saat ini.

Samsung dulu dikenal sebagai produk kelas bawah untuk beberapa jenis produk seperti perekam video kaset, televisi, dan microwave. Namun kini Samsung menjadi merek terkenal yang sejajar dengan merek lain dari Jepang dan negara barat seperti Amerika dan Jerman. Varian produk Samsung juga dapat dikatakan sangat lebar mulai dari laptop, DVD, telepon seluler, TV flat, dan berbagai lini produk lainnya.

Selama beberapa dekade awal, Samsung sebenarnya produsen kelas dua. Salah satu produknya yang terkenal adalah Sanyo. Sanyo ini adalah produk jiplakan dari Sony dan Mitsubishi namun dengan harga yang lebih murah. Sebetulnya kinerja keuangan perusahaan cukup baik saat itu, namun mulai pada tahun 1997, Samsung memutuskan untuk melakukan perubahan terutama pada hal image produk dan perusahaan. Perusahaan mencoba untuk memproduksi barang dengan kualitas yang lebih bagus dan merek yang memiliki kesan lebih baik.

Langkah yang diambil kemudian, Samsung melakukan perubahan dalam iklan dan promosi. Program baru “DigitAll: Everyone’s Invited” hendak memberi kesan menyenangkan, canggih, dengan harga terjangkau. Sebelumnya Samsung menggunakan jasa 55 agen periklanan, dengan iklan ini perusahaan memutuskan untuk mengkonsolidasikannya menjadi satu. Lebih dari 900 juta dana dikeluarkan pada program komunikasi dan promosi global termasuk billboard di Times Square dan Olimpiade. Iklan Samsung dirancang untuk meningkatkan meningkatkan awareness dan juga image perusahaan. Dengan menampilkan “snow woman” – wanita salju, wanita berparas menarik yang menebarkan kesan ekspensi dan anggun pada pendengar.

Samsung juga mensponsori Olimpiade sebagai langkah strategi repositioning, Tujuan promosi di event ini tertuang dalam kalimat “menyediakan pengalaman yang menyenangkan dan berkesan pada pecinta Olimpiade, atlet, dan keluarganya” dan “mempertunjukkan majunya teknologi digital perusahaan dengan memberikan kesempatan pada penonton untuk menyentuh dan merasakan produk yang akan diluncurkan.”

Spot pertemuan di arena Olimpiade menjadi pusat promosi bagi para sponsor. Di tempat ini, sponsor menyediakan pertunjukan hiburan setiap hari, peralatan atlet, pameran produk masa depan, sambungan telepoon gratis, dan hiburan bentuk lainnya. Lebih dari 240.000 orang mengunjungi spot ini selama 16 hari penyelenggaraan event. Dan hasilnya, 74 persen dari pengunjung menyatakan bahwa setelah mengunjungi spot tersebut mereka memiliki kesan yang lebih positif pada merek Samsung, dan 76 persen menyatakan keinginannnya untuk membeli produk Samsung di masa datang.

Selain itu internet juga tergabung pada program komunikasi Samsung. Perusahaan mensponsori 50 website ternama seperti Fortune.com, Forbes.com, BusinessWeek.com, CNN.com, EW.com, dan berbagai publikasi bisnis lainnya. Dan dapat kita lihat beberapa tahun belakangan, produk-produk Samsung semakin banyak kita temui baik pada perangkat rumah tapi juga di ruang publik seperti restaurant, cafe, bandara, dan tempat lainnya. Merek elektronik seperti Samsung dan LG mulai menunjukkan tajinya dalam persaingan industri elektronik. Menurut InterBrand’s Best Global Brand Awards 2011, Samsung naik dua peringkat ke urutan 17.

Sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat dulunya Samsung itu produk kelas dua. Apakah mungkin merek China yang sekarang diasosiasikan sebagai produk jelek akan mengikuti jejak Sony, Samsung, dan merek ternama lainnya?

Artikel ini diadaptasi dari Advertising and Promotions: An Integrated Marketing Communications Perspectives 6th edition karangan George E. Belch dan Michael A. Belch
Newer Post Older Post Home

0 comments: