Marketers Harus Merangkul Youth, Women, Netizen #44

By | 09:23 Leave a Comment
the-marketeers.com
Dalam seri buku New Wave Marketing (New Wave Marketing, Connect, 99 Anxieties and Desire YWN) ada pegulangan yang memiliki tujuan tertentu, pengulangan tersebut adalah sebuah penekanan agar pemasar memperhatikan ketiga komunitas pemuda, wanita, dan netizen.

Pemuda, orang muda selalu berpikir akan masa depan (future). Sedang orang senior selalu berpikir masa lalu (past).  Orang muda tidak punya beban masa lalu, sehingga bebas melakukan apa pun yang mereka mau. Tidak takut salah karena memang tidak ada referensinya.

Sedangkan orang tua selalu menganggap pengalaman merupakan pelajaran yang berguna. Sesuatu yang tidak bisa tergantikan. Padahal masa depan, ya,  tidak sama dengan masa lalu. Pengalaman masa lalu sering merupakan hambatan untuk berubah. Orang tua selalu bangga dengan masa lalu, terkadang lupa bila semuanya berubah.

Dulu, anak muda ingin cepat  dewasa supaya dianggap senior. Sekarang, senior yang ingin tampil kayak anak muda. liat komunitas sepeda! anak muda yang mulai, lalu orang tua mulai mengintili.

Perempuan, Karena by nature, perempuan itu lebih pegang prinsip dalam perilaku sehari-hari. Sedangkan, laki-laki sering “menghalalkan” segala cara untuk mencapai tujuan. “Money, Sex, and Power” selalu melekat pada laki-laki.

Perempuan memang multi-tasking karena by nature memang bisa melahirkan anak. Jadi, setinggi apa pun kesuksesan seorang perempuan tidak akan kehilangan care-nya pada keluarga, terutama anak.

Era Internet adalah era Human Spirit yang lebih mememerlukan prinsip.  Era Internet juga Era Multi-tasking karena begitu banyaknya informasi yang ada. Dengan demikian, perempuan lebih punya peluang ketimbang laki.

Terakhir adalah Netizen.  Sepuluh tahun dari sekarang, semua citizen, ya, jadi netizen. Artinya, harus bisa hidup di Internet. Mulai dari cari informasi, cari berita, cari pilihan Brand semuanya di Internet. Bahkan, pembelian pun termasuk payment ada di situ. Web yang tingkat trust-nya kurang tinggi akan hilang dengan sendirinya.

Selain itu,  Netizen terutama yang digital native bukan yang digital immigrant akan sangat inklusif. Sudah biasa berinteraksi dengan dengan Netizen lain tanpa memperhatikan suku, bangsa, agama, warna kulit, dan sebagainya. Saya sendiri sering gaptek dan tidak tahu memaksimalkan penggunaan gadget terbaru. Tapi, ya,  terpaksa mau tidak mau membiasakan diri jadi Netizen.

Nah, kalau komunitas-komunitas YWN (Youth, Women, Netizen) ini dimanfaatkan oleh sebuah Brand,  ada jaminan Brand itu akan sustainable. Saya juga bertaruh bahwa the best marketer di masa depan adalah yang muda, yang perempuan, dan yang tidak gaptek.
Newer Post Older Post Home

0 comments: