Orientasi Sufistik Cak Nur

By | 19:55 Leave a Comment

Alhamdulillah hari ini bangku kesayangan di pojok dalam perpus kosong, enak banget duduk disitu sendirian tidak ada orang-orang disebelah jadi pikiran tidak menerawang kemana-mana, disitu juga udah ada kontak colokan untuk charger laptop. Mantab kali….

Hari ni asal comot entah mengapa melirik buku “Orientasi sufistik cak nur” setelah berjalan-jalan dilorong buku-buku islam dengan maksud mencari buku fiqih muamalat tapi tidak ketemu malah condong ngeliat buku cak nur itu, karna emang sebenarnya udah penasaran juga sama orang yang udah di beri gelar sebagai bapak sekuler ini, dan banyak juga yang bilang kalo dia itu salah satu dedengkot Jaringan Islam Liberal.

Mau coba deh baca bukunya sekali-kali..”Cara berfikir tasawuf bersifat utuh dan padu, di mana iman, ibadat, amal saleh, dan akhlak yang mulia itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan satu sama lain. Keterpaduan dan keutuhan pemikiran itu akan melahirkan kekuatan untuk membangun umat dan peradaban manusia umumnya”. Kata buku itu.

Nurcholis Madjid yang biasa dipanggil Cak Nur merupakan tokoh cendekiawan muslim yang konsisten dengan gagasan pembaharuan pemikiran islamnya sejak 1970-an sampai saat ini. Islam yang dia sebut sekularisasi. Gagasan itu menimbulkan sikap pro dan kontra dikalangan umat. Dalam hal ini Cak Nur membedakan antara sekularisasi dengan sekularisme dan sekularisasi yang dimaksud Cak Nur tidak akan pernah menjadi Sekularisme. Sekularisme adalah paham yang menolak kehidupan lain diluatr kehidupan di dunia ini. Sedangkan sekularisasi adalah pembebasan dari sikap penyucian yang tidak pada tempatnya, sehingga mengandung makna desakralisasi (kagak nyakralin sesuatu), yaitu pencopotan ketabuan dan kesakralan dari objek yang semestinya tidak tabu dan tidak sacral. Jadi menolak bid’ah,khurafat, dan praktik syirik lainnya.

Nah, sekitar tahun 1970-1984 Cak Nur belajar ke Universitas Chicago Amerika Serikat. Dari sana si Cak Nur belajar bahwa sekularisasi mengandung dua arti, secara sosiologis dan filosofis. Secara sosiologis sekularisasi cocok dengan penjelasan Cak Nur diatas tentang pemberantasan bid’ah, khurafat, dan praktek syirik. Sedangkan, arti sekularisasi secara filosofis adalah penerapan sekularisme, yaitu paham yang tertutup, suatu system ideology tersendiri dan lepas dari agama. Untuk menghindari pertentangan Cak Nur tidak lagi menggunakan Istilah sekularisasi lagi.

Aduh, udah ah jangan kebanyakan nulisnya, pembahasannya rada berat nih kayanya kalo udah masuk wilayah tasawuf sama filsafat membutuhkan pemikiran tingkat tinggi. Jadi nulis dikit aja yang penting paham, silahkan pembaca boleh komentar sesuka hati..!!! Menurut pandangan dan pengetahuan pembaca, Oke Choy…

Newer Post Older Post Home

0 comments: