Ngulang Pemasaran :"Tag line dengan by line"

By | 14:38 Leave a Comment
Dalam artikel berjudul By Line Vs Tagline yang diposting di marketing.co.id pada Jan,11th. Dikatakan bahwa dalam dunia pemasaran banyak pemasar yang merasa sudah memahami dunia pemasaran padahal mereka baru merasakan kulitnya pemasaran, dalam artikel tersebut juga sang penulis menampar para akademisi pemasaran, dengan mengatakan "banyak pemasar baru memahami dasar-dasar pemasaran layaknya teori di perkuliahan dan buku-buku dari luar negeri. Di antara mereka, masih banyak yang belum memahami bagian-bagian kecil dari sebuah langkah pemasaran yang sudah semestinya mereka kuasai."

Dalam artikel tersebut sebenarnya bahasan utama yang diangkat adalah perbedaan antara by line dengan tag line. Satu contoh adalah soal penempelan by line dan tagline di sebuah merek. Hingga kini banyak pemasar yang masih kebingungan untuk membedakan mana by line dan mana tagline. Padahal, by line dan tagline sangat berbeda, namun sama-sama memiliki peran penting di dalam penyusunan blue print strategy merek. By line biasanya berada di bawah nama merek dan harus menyertai nama merek tersebut. Selain itu, by line berfungsi untuk menggambarkan bisnis dari merek tersebut.

Dalam hal ini by line dengan jelas mengomunikasikan kepada konsumen dan konsumen potensial di mana merek ditempatkan di benak mereka. By line adalah deskriptor merek yang menjelaskan di mana merek Anda berada. Kita bisa melihat by line merek ACE yang di bawahnya ditulis “Hardware” dan sekarang ditulis juga dengan kata “Home Center”. Dengan by line tersebut diharapkan konsumen mengetahui bahwa bisnis yang digeluti oleh ACE adalah hardware dan home center.

Sama halnya dengan Nokia, merek telepon seluler termasyur di dunia, yang menetapkan “Connecting People” sebagai by line-nya. Itu mengartikan bahwa bisnis yang digeluti Nokia adalah bisnis yang berkaitan dengan “connecting people”. Walaupun sudah sangat terkenal, tetapi by line nya tetap ditempelkan di bawah mereknya.

Sedangkan untuk Tag line, Secara tradisional sering disebut sebagai jingle atau slogan. Tagline memainkan peran unik dan khusus di dalam menciptakan keselarasan arsitektur sebuah merek. Berbeda dengan by line, tagline merupakan lini ekspresif yang digunakan untuk mengklarifikasi atau mendramatisir manfaat emosional dan fungsional merek bagi para pelanggan dan pelanggan potensial. Tagline memberi tahu konsumen bagaimana mereka diharapkan akan merasakan tentang merek tersebut.

Merek perlu mengomunikasikan perasaan-perasaan positif kepada konsumen, dan konsumen potensial mereka. Identitas yang kuat diciptakan saat manfaat-manfaat emosional itu dikomunikasikan. Para konsumen sangat merasakan dengan apa yang mereka rasakan saat menggunakan merek tersebut, tetapi mereka ingin memahami juga manfaat-manfaat praktis dan fungsional.

Tagline BMW adalah contoh bagaimana merek menyatakan pesan-pesan dengan cara yang singkat. BMW adalah “The Ultimate Driving Machine”. Para konsumen yang akan membeli BMW berharap mengalami kesenangan mengendarai mobil kelas dunia. Tidak hanya itu, para konsumen diharapkan mengetahui bahwa BMW adalah mobil yang dibuat dengan baik.

Karena itu, tagline dapat digunakan untuk membantu mengomunikasikan titik perbedaan kita dari para pesaing. Tagline membantu menerobos kekusutan untuk meraih, dan menarik para konsumen potensial kepada merek. Dan, dalam beberapa hal, tagline digunakan untuk memosisikan kembali sebuah merek.

Si penulis menampar para pemasar karena pemasar pada saat ini masih banyak yang tidak mengetahui perbedaan antara tag line dengan by line, padahal kedua-duanya sangat penting dalam menjalankan strategi branding dan positioning. Mudah-mudahan sedikit tanggapan dari saya ini, dapat bermanfaat bagi teman-teman pemasar lainnya. Terima kasih
Newer Post Older Post Home

0 comments: