Perempuan Paling Cantik? Dame Annita Roddick! #9

By | 00:57 Leave a Comment
Keren banget nih kata-katanyay Anita Roddick, dia bilang bahwa "saya adalah seratus persen pengusaha dan seratus persen aktivis" Biasanya dua profil manusia itu tidak sama misi, visi , dan valuesnya. Pengusaha punya misi menjalankan bisnis supaya perusahaannya makin besar dengan bikin laba sebesar-besarnya.

Visinya bisa mendapatkan profit sebanyak mungkin dengan cara apa pun, termasuk memuaskan pelanggan. Sedang valuesnya sangat pragmatis, lihat situasi. Kalau terpaksa, ya, harus melakukan apa pun untuk mencapai tujuan.Yang penting bisa lebih sukses dari pesaing.

Sedang aktivis yang sungguhan misinya adalah peduli akan manusia yang bukan hanya pelanggannya. Visinya adalah mengembangkan aktivitas untuk menjamin keberlanjutan. Sedang valuesnya adalah untuk membuat perubahan yang lebih baik untuk manusia.

Nah, Anita Roddick menggabungkan keduanya yang secara harafiah sangat kontras. Berkali-kali dia bilang bahwa hal itu tidak sama dengan CSR atau Corporate Social Responsibility. CSR biasanya dilakukan perusahaan kalau ada anjuran atau bahkan peraturan pemerintah. Atau kalau ada peringatan atau tekanan dari masyarakat atau NGO.

Bisa saja sebuah perusahaan mencapai tujuan dengan menghalalkan segala cara tapi mengalokasikan sebagian kecil dari keuntungannya untuk CSR. Buat, saya Anita sangat cantik karena mendirikan Body Shop sebagai model bagi perusahaan lain.

Sedang Mohammad Yunus lain lagi. Bisnis Grameen Bank sebenarnya biasa-biasa saja, yaitu keuangan mikro di daerah rural. Tapi seperti Anita, Grameen lantas jadi sebuah Brand 3.0 karena model bisnis yang sangat berbeda. Pinjaman tanpa agunan yang diberikan pada perempuan itu merupkan sebuah ‘paket’ women empowerment.

Kenapa? Begitu seorang perempuan jadi nasabah Grameen, langsung saja dia mendapatkan banyak pembinaan untuk menjadi perempuan yang lebih berdaya untuk keluarganya. Karena pemerintah di sana,waktu itu, kurang bisa ‘menjamah’ para perempuan rural itu, maka hal itulah yang dilakukan para ‘banker’ Grameen.

Para ‘banker’ itu tidak bekerja disebuah kantor bank yang kokoh dan indah seperti lazimnya sebuah bank. Melainkan bekerja dari rumahnya sendiri sambil keliling kerumah nasabahnya. Jadi, Banker Grameen juga manusia biasa yang bergaul dan melakukan sesuatu pembinaan bagi perempuan rural.

Ada penerangan tentang pengelolaan finansial keluarga, penerangan soal kesehatan bahkan juga tentang bagaimana menata rumah yang baik. Karena itu, bisa dimengerti, bahwa Non-performing-loan Grameen sangat rendah. Nasabah yang di ‘manusia’ kan secara penuh itu lantas jadi tidak terlalu peduli pada ‘tingkat bunga’ dari kredit yang diperoleh.

Karena nilai tambah yang didapat bersifat ‘spiritual’. Jadi kalau Anda benar-benar bisa membuat customer merasakan ‘People Empowerment’ makan Profit akan datang sendiri. Dan, loyalitas mereka bukan hanya bersifat intelektual atau emosional, tapi sampai ke tingkat spiritual pula.
[Sumber]
Newer Post Older Post Home

0 comments: