Empat Prinsip Yang harus Berjalan di Komunitas Yang Aktif #51

By | 18:41 Leave a Comment
uwe.ac.uk

Secara umum, ada dua cara untuk berkomunitas bagi sebuah Brand. Membentuk komunitas sendiri atau masuk komunitas orang. Prinsip supaya bisa diterima adalah sama untuk keduanya.

Ada empat tahap yang harus dikerjakan serius. Pertama, Interaction.  Interaksi ini bisa dilakukan secara online dan offline karena pada dasarnya merupakan perkenalan pertama. Pada interaksi ini harus diusahakan sifatnya antarmanusia yang saling menyapa.

Bukan seperti suatu Brand yang berusaha menjual sesuatu dan Target Customer-nya. Pada sebuah offline activities yang sering disebut below-the-line promotion, sebuah Brand bisa saja mengajak pengunjung untuk jadi anggota komunitasnya.

Tentu saja, harus bisa ditunjukkan apa keuntungan yang bisa didapat dengan jadi anggota komunitas itu dengan jelas. Ada informasi yang akan di-update terus, diskon yang bisa didapat, bisa ikut event eksklusif untuk komunitas, bisa terkonekdengan anggota komunitas lain.

Secara on-line, interaksi ini juga bisa dimulai kalau sebuah Brand membuat aplikasi yang ditawarkan untuk bisa diunduh secara gratis. Dan, persis seperti yang off-line, sebuah Apps baru menarik kalau menawarkan banyak benefit untuk yang mengunduh.

Menggunakan media sosial, seperti Facebook,Twitter, maupun Instagram juga bisa mengundang orang untuk berinteraksi asal ada yang menarik perhatian. Tapi, sebuah Brand juga bisa mulai berinteraksi dengan Komunitas yang sudah ada. Seperti bagaimana Coca-Cola dan Nike berinterkasi dengan komunitas olah raga. Air Asia juga giat berinteraksi dengan komunitas sepakbola dan F1.

Kedua, networking. Berbeda dengan yang pertama, di sini, interaksi bukan antara dua pihak tapi multipihak. Anggota komunitas Brand diperkenalkan dengan anggota yang lain. Itulah tugas tuan rumah yang baik supaya para tamu jadi kerasan di rumahnya. Yang diharapkan adalah supaya ada interaksi antaranggota itu sendiri baik off-line maupun on-line.

Begitu juga ketika sebuah Brand mulai masuk ke komunitas, jangan hanya berinteraksi dengan satu-satu tapi berusahalah untuk menjadi seorang networker.  Berusahalah membuat jaringan tapi tanpa mengganggu komunitas besar yang jadi rumah besar, malah harus mendukung supaya bisa makin diterima oleh komunitas besar itu.

Nike berusaha keras berinteraksi dan ber-network dengan Komunitas Bola yang sudah dikuasai Adidas.
Walaupun Adidas selalu jadi sponsor resmi Piala Dunia, tapi Nike masih bisa mensponsori para pemain dan tim peserta. Itulah yang disebut ambush marketing yang hanya bisa terjadi karena pintarnya mereka melakukan networking.

Ketiga, bonding.  Ini adalah tahap connect yang sudah mendalam. Bukan interaksi dan network  biasa tapi sudah sampai saling mendukung karena sudah punya sense of belonging.

Sebuah Brand hanya bisa masuk ke tahap ini dengan anggota Komunitasnya kalau sudah berinteraksi dan ber-network beberapa kali dalam berbagai kesempatan. Biasanya, pernah ada sesuatu yang mengesankan sehingga anggota itu merasakan sesuatu!

Sebuah Brand yang berinteraksi dan ber-network dengan sebuah Komunitas, juga harus berbuat sesuatu yang bisa dirasakan oleh komunitas tersebut. Castrol sampai membuat statistik performa setiap pemain bola yang terkenal supaya mencapai bonding itu dengan  komunitas bola.

HTC memberikan kamera smartphone gratis pada para fotografer terkenal supaya mereka bisa mencoba kehebatan kameranya. Lantas, fotografer itu diundang HTC untuk bicara di berbagai kesempatan. Kalau mau dilanjutkan, bisa juga masuk komunitas Instagram dan berinterkasi, berjejaring, dan berbuat sesuatu di situ supaya ada bonding.

Keempat adalah membership.  Mengundang orang untuk berinteraksi, network, dan menciptakan bonding adalah jalan untuk membuat orang itu jadi anggota yang sesungguhnya. Membership tidak hanya satu arah tapi dua dan multiarah. Anggota pun punya kewajiban tidak perlu membayar iuran. Tapi bisa saja berbentuk aktivitas pengganti iuran.

Dulu, konsepnya adalah anggota bayar iuran untuk menikmati benefit dari pengurus. Sekarang, benefit bisa diciptakan di antara para anggota. Pengurus hanya memberikan platform yang membuat para anggota punya gairah untuk beraktivitas. Karena itulah, para pengurus yang berhasil melakukan itu pasti komunitas berhasil jadi Brand.

Itulah cerita sukses Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, dan sebagainya. Mereka berhasil membuat platform untuk para anggota yang mau aktif. Karena itu, mereka getol untuk selalu memperingatkan, mengajak, dan membuat event apa saja supaya semua anggotanya tetap aktif di komunitas mereka.

Sebuah Brand yang masuk komunitas orang juga baru berhasil jadi anggota yang baik kalau sudah berhasil mendukung aktivitas komunitas itu. Jadi,  harus tahu diri kapan jadi pengurus komunitas dan kapan jadi anggota sebuah komunitas. Tapi,  prinsipnya sama.Supaya mendapatkan  ACCEPTANCE harus melalui empat tahapan tadi. #51

Kalau kamu punya komunitas, coba cek! ke-empat kegiatan yang dipaparkan di atas aktif atau tidak?
Newer Post Older Post Home

0 comments: