Kisah Yamaha Menggeber Produk Musiknya

By | 08:33 Leave a Comment

Yamaha Piano adalah contoh keberhasilan praktek membangkitkan kembali produk yan telah mengalami penurunan pasar. Pada sekitar tahun 1980-an, Yamaha telah berhasil menguasai 40 persen pangsa pasar piano secara global. Namun sayangnya pasar ini mengalami terus penurunan sebanyak 10 persen setiap tahunnya dan ditambah lagi produsen perusahaan Korea yang berbiaya rendah masuk ke pasar. Situasi yang cukup sulit dihadapi perusahaan pada waktu itu dimana secara industri mengalami masa suram sementara kompetitor justru masuk dan bermain dalam pasar yang sama.

Yamaha berusaha membangkitkan pasar melalui pengembangan produknya bernama Yamaha Disklavier. Produk ini mulai diluncurkan pada Januari 1988 dengan fungsi yang menyerupai Yamaha Piano namun dilengkapi dengan sistem kontrol elektronis. Sistem ini didasarkan kombinasi dari teknologi digital dan elektronik. Produk juga dapat merekam lagu yang dimainkan dengan perangkat tersebut dengan persis. Lebih jauh lagi, produk ini dapat melakukan beberapa kostumisasi seperti pengaturan tempo, penggantian kunci nada yang digunaakan, dan penggantian beberapa suara.

Dengan kemampuan seperti ini, produk menawarkan berbagai manfaat untuk kalangan professional. Berbagai fungsi pada produk ini dapat digunakan untuk memproduksi musik tersendiri. Dengan produk yang memungkinkan penggunanya melakukan kostumisasi ini, pemakai dapat melakukan eksplorasi secara lebih menyeluruh. Produk ini juga dapat memudahkan proses pengguna untuk mempelajari alat musik ini secara lebih mendalam.

Yamaha mengulang sejarahnya setelah pada tahun 1920 berhasil membawa atau menyediakan musik ke rumah-rumah. Yamahan kemudian berhasil mengembangkan kembali produk sehingga dapat memberikan nilai tambah unik lainnya dengan melakukan beberapa penyesuaian. Dengan produk ini, Yamaha berhasil melakukan revitalisasi industri yang sebelumnya telah mengalami penurunan.

Sebagai gambaran, tiga tahun setelah produk ini diluncurkan dan dihargai 9.000 sampai dengan 25.000 dollar ini berhasil menjadi market leader dan berkontribusi sebesar 20 persen penjualan Yamaha. Penjualan produk sangat meroket ketika George Gerswin menggunakan Yamaha Disklaviern saat memainkan lagu “Swanee”. Hal yang menarik di sini, lebih dari setengah pembelinya tidak bermain piano. Pertunjukan pemain professional inilah yang memicu pembelian produk persuahaan. Saat itu muncul anggapan bahwa produk Yamaha ini membuat piano tradisional menjadi usang.

Kita dapat perhatian di sini, mungkin bila perusahaan lain dihadapkan situasi yang sama yaitu penurunan pasar dan semakin banyaknya pesaing. Perusahaan lain mungkin akan bereaksi dengan menghemat berbagai biaya, melakukan penambahan fitur sebagai diferensiasi, atau melakukan divestasi. Yamaha justru membuat terobosan produk dengan menciptakan ceruk pasar baru dengan potensi produk tinggi dan daya saing kuat dibandingkan pesaing.
Newer Post Older Post Home

0 comments: