Menciptakan Budaya Dari Sebuah Brand VW Beetle

By | 08:38 Leave a Comment

Salah satu merek dan model mobil yang paling legendaris sampai dengan saat ini adalah VW Beetle (di Indonesia kita kenal dengan nama VW Kodok). Sebagai catatan, pada tahun 1968 VW Beetle meraih penjualan sebesar 423.000 unit di Amerika. Salah satu angka penjualan terbaik yang pernah dicapai mobil melebihi Model-T dari Ford. VW Beetle mungkin menjadi salah satu simbol kesuksesan di dunia bisnis Amerika. Bentuknya yang unik dengan mudah dapat ditemui selama lebih dari 20 tahun dalam iklan, budaya, atau produknya di jalanan.

Selama tahun 1950-an, Beetle menjadi mobil yang tangguh, reliabel, dan ekonomis. Mobil ini laris karena memiliki desain yang unik, dibuat dengan teknik yang baikdan didukung dengan sistem pelayanan yang prima. Pada masa awal, promosi kendaraan dilakukan dari mulut ke mulut dikombinasikan dengan daya tahan serta performa yang tangguh. Karena kemampuan ini, VW Beetle kerap kali digunakan dalam berbagai perlombaan saat itu.

Pada tahun 1960-an, Bettle mempresentasikan pengendara mobil mulai dari tipenya sampai dengan life style yang dimiliki. Pemilik mobil ini bukanlah orang yang materialistis dan mementingkan status semata. Pemilik berani mengendarai mobil yang “buruk rupa”, funky, memperlihatkan kebebasan, memiliki jiwa muda, dan senantiasa memakai pemikiran logis. Mungkin Anda sadar sebelum kalimat ini dituliskan “buruk rupa”. Situasinya, pada saat itu banyak orang menganggap VW Beetle memiliki model buruk karena memiliki desain yang sangat berbeda dengan desain mobil saat itu pada umumnya.

Budaya Beetle pada tahun 1960-an terjadi karena iklan yang dibuat oleh Doyle Dane Bernbach (DDB). Pada iklan cetaknya pada 1960, menunjukan gambar besar mobil dengan headline yang profokatif. Sebagai contoh salah satu iklan memperlihat kepulan asap yang keluar dari radiator (Beetle memiliki pendingin udara dan mesin yang terletak di belakang) dan dilengkapi dengan kata-kata “Impossible” dengan headline “Nobody’s perfect”. Dua iklan terkenal lainnya juga muncul dengan headline “Think Small” dan “Lemon”.

Iklan “Lemon” adalah salah satu iklan ekstrim dimana dalam iklan tersebut ditunjukan bahwa sebanyak 3.389 pemeriksa di pabrik menemukan goresan kecil pada mobil yang baru selesai diproduksi. Iklan ini mencoba menunjukan bahwa inspeksi pada VW adalah salah satu alasan mengapa mobil ini tahan lama dan membutuhkan biaya yang lebih rendah bila dibandingkan dengan mobil lainnya.

Budaya VW Beetle mempengaruhi kehidupan banyak orang di luar dunia periklanan. Ada banyak sekali lelucon seputar VW, stiker-stiker dengan bentuk atau kata-kata yang membawa merek perusahaan, dan kontes seperti pemecahan rekor jumlah orang masuk mobil (rekor 103 orang). VW Beetle juga merambah dunia film, salah satu film berjudul “The Love Bug” secara khusus menghadirkan VW Beetle sebagai bintang tamu dan film ini adalah salah satu fim terlaku di pasaran pada tahun 1969. Selain itu VW Beetle sering ditampilkan dalam berbagai film selama bertahun-tahun ke depan.

Artikel ini diadaptasi dari buku Managing Brand Equity karangan David A. Aaker
Newer Post Older Post Home

0 comments: