Ethical Tea Yang Terkenal #13

By | 04:49 Leave a Comment
Ethical Tea Partnership(ETP) adalah not-for-profit organisation dari 20 pengepak teh internasional yang memiliki visi untuk perkembangan industri yang secara sosial adil dan ramah lingkungan.

Anggota ETP merupakan perusahaan multi-nasional, yang memiliki merek paling banyak ditemukan di dapur dan supermarket, secara khusus menghasilkan campuran ’boutique’. Bersama-sama mereka mencakup 50 merek yang dijual di lebih dari 100 negara. Kembali pada tahun 1997, sejumlah perusahaan pengepakan teh kunci datang bersama-sama dan membuat keputusan pelanggaran tanah, daripada bersaing pada etika, mereka akan bekerja sama untuk mempromosikan keberlanjutan dalam sektor teh.

ETP telah menyelenggarakan pemantauan perkebunan di rantai suplai anggotanya selama 12 tahun. Mereka mengajak kerjasama dengan produsen teh dan perusahaan teh untuk meningkatkan keberlanjutan atau sustainability dari industri teh sejak tahun 1997. Sekretariatnya ada di London dan punya manager regional di lima area, yaitu, Kenya, India, Indonesia, Srilanka, dan Tiongkok. Mereka

Memiliki visi “Thriving tea industry that is socially just and environmentally sustainable”. Karena itu, mereka melakukan monitoring and certification. Ada dua aspek besar yang dipakai sebagai kriteria, yaitu Social Provisions dan Environment Provisions. Di Social Provision, dimasukkan semua perlindungan terhadap pekerja teh. Ada kesetaraan waktu rekrutmen, jaminan kesehatan dan keselamatan, antidiskriminasi, larangan mempekerjakan anak-anak, dan sebagainya.

Sedang di Environment Provisions, ada jaminan tentang pelestarian ladang, penggunaan energi dan air, pengelolaan limbah, konservasi ekosistem, dan sebagainya. Tadinya, ETP ini hanya terbuka untuk perusahaan teh yang berbasis di London. Belakangan, dikembangkan ke berbagai tempat. Tapi bagi Srilanka, khususnya, teh memang jadi andalan ekonomi. Sepuluh persen dari penduduknya yang sekitar dua puluh dua juta orang itu terlibat di industri teh!

Secara umum, mereka mengalami branding sebagai Ceylon Tea, sebuah nama yang diberikan oleh orang-orang Inggris sejak dulu. Karena itu, secara cerdas mereka mem- branding Ceylon Tea sebagai Ethical Tea. Mereka juga giat melakukan banyak event internasional bekerja sama dengan ETP dan LSM seperti CARE untuk memantapkan positioning itu. Sedang DILMAH yang sudah jadi brand teh dunia juga berasal dari Srilanka. Malah mendeklarasikan from ethical to sustainability. Kenapa? Karena Dilmah ingin getting out of the crowd dari Ceylon Tea yang cuma ethical. Suatu deklarasi cukup smart yang dilakukan pada suatu acara dua hari dengan para agen penjualan mereka di negara maju!

 Menurut UN Global Compact, Triple Bottom Line atau TBL atau 3BL memang punya tiga pilar. Pertama, sosial yang sangat berhubungan erat dengan People. Kedua, lingkungan yang terkait dengan Planet. Dua pilar ini ternyata memang harus diperhatikan dulu, barulah kepentingan ekonominya, yaitu Profit.
Newer Post Older Post Home

0 comments: